“Angkuh Bikin Jatuh”
Sudah kesekian
kalinya mungkin kesepuluh kalinya khairul melayangkan surat lamaran pekerjaan keberbagai perusahaan yang ada di Kotanya
sejak ia tamat SMA. Akan tetapi, tidak ada satupun yang mendapatkan panggilan.
Lamaran itu dibuatnya berdasarkan iklan yang dimuat disurat kabar atau
informasi dari karibnya. ”Boro-boro dipanggil, dijawab saja tidak”, gerutunya
dalam hati. Kali ini ceritanya lain. Berawal dari tertarik pada seragam
karyawan sebuah perusahaan, Khairul tertarik pula untuk melayangkan surat lamaran pekerjaan
agar menjadi pegawai seperti mereka.
“keren-keren amat mereka, aku ingin
mencoba melamar”, pikirnya. Khairul menulis alamat kantor yang terpampang gagah
di pinggir jalan. Dengan model bonek Khairul mengumpulkan persyaratan seadanya.
“Aku hanya tamat SMU, apa ia diterima, nilai rata-rata ijazah kurang dari
tujuh”. Akan tetapi Khairul bangga karena nilai Bahasa Indonesianya 8. Dia
yakin dengan modal nilai Bahasa Indonesia itu akan mampu diwawancarai ”Saya
juara pidato di Sekolah”, pikirnya lagi. Kemudian ia menulis dan menyusun surat lamaran dengan
persyaratan ala kedarnya itu dan dikirim lewat pos dekat rumahnya.
Diluar dugaan, selang beberapa hari
kemudian, khairul mendapat panggilan.Ia disuruh datang pada hari jum’at
keesokan harinya. Betapa senangnya Khairul,’’Akhirnya,ada juga yang menjawab surat lamaranku, mudah-mudahan
aja aku diterima’’,gumamnya dalam hati sambil tersenyum lebar.Sehari sebelum
hari pemanggilan itu,Khairul sibuk mencari pakaian yang akan di kenakannya pada
saat diwawancarai besok.’’Aku harus kelihatan top nih,biar bias kayak pegawai
beneran,supaya bisa mendongkrak nilai rata-rata ijazahku yang kurang dari
tujuh,tapi gak apa-apa,yang penting aku dah tampil eksis”, gumamanya dengan
penuh percaya diri. Ia sudah lelah membongkar isi lemarinya tetapi tidak ada
baju ataupun celana yang menurutnya cocok untuk dipakai besok, beberapa lama
kemudian matanya tertuju pada baju yang ada dipojok lemari,”wwwwaaaaahhhh
kayaknya ini lumayan cocok buat aku pakai besok, baju kemeja lengan panjang
warna putih, keren nih kayak yang dipakai pegawai-pegawai yang Aku lihat
kemarin, yah lumayanlah”, ungkapnya dengan agak kegirangan. “ Tapi, celananya
belum ada nih…oh ya, Aku ingat, Aku dulu punya celana panjang hitan sewaktu Aku
masih SMA”, ungkapnya lagi. Tidak lama kemudian ia menemukanya, “ini dia
celanaku yang Aku cari, besok Aku akan memakaimu saat memenuhi panggilan dari
perusahaan, kamu akan jadi saksi diterimanya Aku di Perusahaan itu”, ujarnya lagi
dengan penuh harap. Ia merasa senang sambil mempersiapkan diri untuk
diwawancarai dan perlengkapan-perlengkapan yang dibutuhkan untuk memenuhi
panggilan perusahaan itu besok.
Keesokan harinya, yaitu hari jum’at,
saatnya Khairul memenuhi panggilan Perusahaan. Ia tampak tegang sekaligus senang,
“Tiba saatnya Aku menjemput masa depanku, yang sebentar lagi Aku akan diterima
menjadi seorang pegawai”, pikirnya. Wajarlah apabila Khairul sangat mengharapkan
pekerjaan tersebut. Pasalnya, selama Ia mencari pekerjaan, Ia hanya bergantung
pada uang yang dikirimkan orang tuanya tiap bulan, bahkan untuk dapat membeli
motor orang tuanya yang membelikan.Namun sayang, sampai saat ini Ia belum
mendapat pekerjaan. Beberapa saat kemudian, Ia mulai menyalakan motornya yang
dibelikan orang tuanya itu beberapa bulan yang lalu,Ia pun berkata “kalau Aku
diterima, Aku bakalan memodifikasi motor ini”. Tapi, kesenangannya lenyap
seketika setelah Ia melihat salah satu ban roda motornya pecah, “sial, kenapa
motor sialan ini nggak bias jalan, mana bannya pecah lagi. Kalau Aku pergi
nambal bannya sekarang, bisa-bisa aku terlambat nih pergi ke Perusahaan itu”,
ungkapnya dengan kesal sambil menendang-nedang roda motor yang bannya pecah.
Sungguh sialnya Khairul, yang tadinya senang sekarang malah marah-marah. Ia
mencari temannya yang sekaligus menjadi tetangga satu kost-kostanya, meminta
bantuan supaya Ia diantar ke Perusahaan itu. Tapi, sayangnya temannya itu sudah
berangkat bekerja dari tadi pagi. Kemudian ia duduk di teras kost-kostan
temanya itu sambil befikir, bagaimana supaya Ia bisa cepat-cepat pergi memenuhi
panggilan dari Perusahaan. “Oh ya, Aku bisa telepon taksi, yang lebih praktis
dan lebih cepat sampai tujuan”, ujarnya dengan sedikit gembira. Sayang sungguh
disayang, setelah Ia meroboh sakunya dalam-dalam ternyata uangnya tidak cukup
untuk membayar taksi, “Astaga…kenapa uangku tinggal dua puluh ribu,mana cukup
buat bayar taxi yang ada ntar aku malah dilempar ditengah jalan. Hhhmmmm…oh ya,
kemarin Aku beli hp baru buat gaya-gaya didepan cewek sekarang malah ludes,
buat bayar taksi aja nggak ada”, ujarnya lagi.
Akhirnya
Ia memutuskan untuk menunggu
kendaraan umum yang melintas di jalan raya depan kost-kostannya itu.Tidak lama
kemudian Khairul bertemu dengan teman SMA nya dulu, yang sekarang berfrofesi
sebagai kusir cidomo.”Khoirul kan…?”,tanya Si kusir cidomo,”Ya,maaf siapa ya…?”
tanya khairul balik,’’Ini saya,teman satu kelasmu dulu di SMA…!”,jawab Si kusir
cidomo,”Anto ya,ada apa…?”,jawabnya Khairul dengan ketus,”Sudah lama ya kita
tidak ketemu…?.Kamu mau ke mana Khairul,mari saya antar…!”,tawar Si kusir
cidomo dengan tulus,Kamu lihat sendiri kan,pakianku udah kayak gini rapinya,ya
pastilah mau ke kantor,tepatnya akan memenuhi panggilan perusahaan tempat aku
ngelamar kerjaan.Tapi makasi ya,aku kayaknya gak nyocok naik cidomomu itu,entar
pakaianku jadi bau tai kuda lagi…!”,jawabnya Khairul dengan agak
menghina.”Baiklah jika itu keinginanmu’,jawab Si kusir cidomo dan beranjak
pergi meninggalkan Khairul dengan wajah kecewa.
“Gawat udah jam tujuh ne,aku bisa
datang terlambat ke perusahaan itu”,gumam Khairul dengan wajah yang begitu
cemas.Ia cemas karena bisa saja gagal bekerja menjadi pagawai di perusahaan
itu,karena kedisiplinan itu juga menjadi penilaian dalam tes bekerja.Kemudian
datanglah angkutan umum,dengan sigapnya Khairul melambaikan tangan sebagai
isyarat,”Jurusan mana bang…?”Tanya Khairul pada Si sopir angkutan umum,”Jurusan
Mataram mas,ayo naik…!”,jawab si sopir.Wajahnya semakin terlihat kesal saat ia
melihat di dalam angkutan umum sudah sesak dengan para penumpang yang sarat
dengan barang bawaannya.”Ga’ jadi dah bang,dah full tuh ma penumpang yang
lainnya,ntar aku jadi keringatan lagi,aku ga’ mau desek-desekan”,ujarnya dengan
keras.”Ya ampun mas,baru aja pake’ pakaian kayak gitu,udah belagu banget…!”
ujar Si sopir menjawab perkataan Khairul.Angkutan umum itupun pergi tanpa
Khairil.Ia terpaksa harus berjalan kaki sambil menunggu angkutan umum yang
berikutnya datang.”Sial,ga’ ada yang beres,angkutannya sih ada,tapi ga’ selevel
sama aku,” gerutunya dalam hati.
Tak henti-hentinya Khairul melihat jam
tangannya sambil berlari kecil,Ia kaget karena sudah menunjukkan pukul setengah
delapan.Kemudian,datang sebuah sedan dari belakangnya,dan sialnya lagi,Khairul
tersenggol sedan tersebut dan jatuh..Celananya kotor akibat terjatuh itu,Ia
sangat marah,Ia mengira sedan tersebut akan tabrak lari.Tapi sedan tersebut
berhenti dan keluarlah seorang wanita berpakaian rapi layaknya seorang bos,tapi
hal itu tidak membuat amarahnya meredam.Tanpa menunggu seutas katapun yang
keluar dari wanita itu,Khairul langsung membentaknya,”Hai…Anda ga’ punya mata
ya…? Jangan mentang-mentang naik mobil seenaknya nabrak orang,nyogok berapa
supaya bisa dapat SIM…?” bentaknya dengan latang.”Maaf mas,saya ga’
sengaja,saya lagi terburu-buru…! Jawab wanita itu dengan wajah ketakutan.”Enak
aja Mbak cuman bilang maaf doing,liat ne hasil perbuatanmu,saya sampai
terjatuh,celanaku kotor lagi…!” bentak Khairul lagi,maaf Mas,maaf…!” jawab
wanita itu lagi.”Kamu tahu ga’…? Hari ini saya mau pergi memenuhi panggilan perusahaan
tempat aku ngelamar kerjaan,dan sekarang,,,sekarang anda menghancurkan
semuanya,apa sekarang Anda puas…?”, bentak Khairil dengan lantang.”Ok
Mas,sekarang maunya apa…? Saya akan bertanggung jawab”, ujar wanita
itu,”Bagus,,,bagus,sekarang aku minta uang,biar ada ongkos ke
tujuan”.jawabnya.”Baik…Mas mintanya berapa…?.Mudah-maudahan uang saya
cukup”,ujar wanita itu.”Aku minta lima
ratus ribu,gimana…?,tanya Khairul.”Ya ampun Mas,bukannya saya ga’ mau
bayar,tapi Mas kan tidak apa-apa dan celananya cuman kotor Mas,apa tidak
berlebihan…?,Tanya wanita itu dengan takutnya,”Enak aja Anda bilang
gitu,setelah Anda melakukan semua ini,pokoknya saya tidak mau tahu,Anda harus
kasih saya uang lama ratus ribu”,jawab Khairul.”Baiklah Mas saya akan kasih
seperti apa yang Mas minta…!,ujar wanita itu.Kemudian wanita itu meroboh tas
yang diambilnya dari dalam sedan,kemudian mengambil lima lembar seratus ribuannya.”Ini Mas,semoga
bisa mengganti semua kerugiannya Mas”,ungkapya.”Baiklah akan aku terima,makasi
ya,,,!”,jawab Khairul,”Enak nih,cuman kesenggol dikit aja udah dapet uang
sebanyak ini”,gumamnya dalam hati.
Tiba-tiba datang seorang pemulung
yang membawa keranjang-keranjang sampahnya.Khoirul terkejut melihat pemulung
itu,ternyata pemulung itu masih punya hubungan keluarga dengannya.”Hai,Khairul kan…?tanya pemulung
itu.Dengan berat hati Khairul menjawab ,karna ia malu menyahut pemulung itu,Ia
tidak mau keganasannya pada wanita yang menabraknya tadi lenyap karena pemulung
itu.”I…i…iya,saya Khairul ,maaf Anda ini siapa ya…?”,Tanya Khairul pada
pemulung itu dengan pura-pura,”Masa’ kamu lupa sama saya ,ini lo keluargamu
yang dari Bertais,Hafwan,masa’ kamu lupa…?”,jawab pemulung dengan
keheranan,”Maaf ya saya ga’ kenal dengan Anda”,ujar Khairul.Betapa malu dan
kecewanya pemulung itu dengan sikap Khairul yang tidak mau
mengakuinya,seakan-akan ia tidak pernah kenal dengan dirinya.Namun pemulung itu
berfikir dewasa,”Mungkin Khairul sedang tidak mau diganggu dengan teman
wanitanya itu”,gumamnya dalam hati dengan penuh kesabaran.”Owh,mungkin saya
salah orang,maafkan saya ya…!”,ujar pemulung,kemudian pergi dan meninggalkan
Khairul dan wanita yang bersamaya dengan raut muka sedih dan kecewa.Wanita itu
berfikir betapa sombong,angkuh,dan gengsinya Khairul.Tapi ia tidak mau berprasangka
buruk.ia hanya ingin cepat-ceoat menyelesaikan masalahnya dengan Khairul.”Baiklah,sekarang
saya udah kasi Mas uang seperti yang Mas minta,apa sekarang sudah puas…?”,Tanya
wanita itu dengan lembut,”Ya…!”,jawabya Khairul.Akhirya wanita itu lekas-lekas
memasuki mobilnya dan pergi ke tujuannya.”Asyik…aku dapat uang,ternyata di
balik kesialanku dari tadi ada juga imbalannya,aku jadi dapat lima ratus ribu,lumayan buat ongkos
sekarang,”gumamnya dalam hati.Kemudian ia menelpon taksi agar mengantarnya ke
perusahaan itu dan akhirnya berangkat ke perusahaan itu.
Saat pertama kali melangkahkan kakinya di
kantor perusahaan yang memanggilnya, khairul merasa tegang, dia ragu akan
diterima bekarja. Rasa percaya diri yang dibawanya dari rumah lenyap seketika,
melihat kantor tersebut sangatlah besar dan megah, dengan gedung yang
bertingkat dan halamannya yang luas.” Ya ampun, bagus banget kantor ini, Aku
bisa atau tidak ya diterima bekerja disni”, gumamanya dalam hati. Rasa
tegangnya makin kuat ketika melihat pelamar lainnya yang dipanggil menunggu
giliran untuk di interviu, ternyata ia datang terlambat, nomer gilirannya untuk
di interviu sudah disebut. “sial, coba saja tadi aku nggak kegengsian naik
cidomonya Anto walaupun dikit bau mungkin Aku nggak bakalan terlambat kayak
gini”, gerutunya dalam hati dengan penyesalan. Kemudian, Ia
memasuki ruangan yang telah disediakan khusus untuk para pelamar yang dipanggil
oleh perusahaan. Ia duduk dengan perlahan, sambil menengok kekiri dan kekanan
melihat pelamar lainnya. Mungkin ada dua puluh orang yang ada diruangan
tersebut, akan tetepi hanya akan ada dua orang saja yang akan diterima.
“waaahh, kalau pesaingnya rupanya kayak gini, Aku pasti bisa diterima”, gumamnya
untuk mengurangi rasa tegang.
Namun, ada seorang pria yang sedang duduk
disamping kanannya yang kelihatan lebih eksis dari pelamar lainnya yang juga
dipanggil perusahaan tersebut. Khairul terus-menerus memandangi pria itu, dan
terheran-heran. Kemudian pria itu menoleh kepadanya, “Maaf mas, apa ada yang
salah dengan diri saya…???”, Tanya pria itu, “nggak ada apa-apa kok mas, saya cuma
lagi merenung aja…!”, jawab Khairul dengan sombongnya. “ perkenalkan…nama saya
Kurdi…!!”, ujar pria itu sambil mengajungkan tangannya, “Ya, nama saya Khairul
Tamzi. Mmmm … anda juga dipanggil ya sama perusahaan ini…?”, Tanya Khairul
balik ,” ya… begitulah, Saya sudah dua kali dipanggil perusahaan ini untuk di
interviu, yang pertama saya gagal. Mungkin karna dulu Saya kurang faseh
berbicara…!!”, jawab pria itu. “Ooh, ternyata sulit juga ya untuk bekerja di
perusahaan ini, kalau saya ini adalah pemanggilan yang pertama dan semoga saja
berhasil”, ujarnya penuh harap.” Semua orang dalam ruangan ini juga berharap
hal yang sama, ingin diterima bekerja, ingin mengenakan dasi layaknya seorang
pegawai betulan”, ujar pria itu dengan santai. Mereka berbincang-bincang terus
sampai akhirnya terdengar suara panggilan “Kurdi Hermansyah dengan nomer undi
dua puluh, silahkan ke ruang personalia”, kata salah satu pegawai kantor itu,
“akhirnya tiba juga giliranku, semoga saja kali ini aku diterima”, ujar pria
dengan penuh harap. Pria itupun beranjak dari tempat duduknya dan memasuki
ruang personalia.”Tapi di dalam hati Khairul,ia mengharapkan pria itu gagal,agar
semakin lebar kesempatannya bekerja,”Enak aja kamu,aku juga ingin diterima,aku
ga’ sempet doain kamu”,gumamnya dalam hati.
Beberapa saat kemudian,tampak sesosok
yang tidak lagi asing bagi Khairul,ternyata dari pintu ruangan terlihat Anto,Si
kusir cidomo teman SMA Khairul dulu.Bukan main kagetnya Khairul
melihatnya,”Ngapain Anto ada disini,bukannya tadi dia bawa
cidomonya…?”,tanyanya Khairul dalam hati...?”.”Khairul ternyata kamu dipanggil
juga ya…?”,sahut Anto sambil mengambil tempat duduk disampingnya
Khairul,”Ya…Bukannya kamu tadi narik cidomo…?”,Tanya Khairul balik.”Emang…Yang
tadi itu aku cuman balikin cidomonya ke bos,aku ga’ narik hari ini,tapi aku
ajak kamu tadi ga’ mau…!”,jawab Anto.”Terus sekarang kamu ngapain disini…? Pake
pakaian rapi lagi...?”,tanya Khairul lagi,”Aku juga kemarin ngirim surat
lamaran,nah sekarang dipanggil…!”,,jawab Anto.Namun pembicaraan mereka terhenti
setelah melihat pria yang keluar dari ruangan personalia,pria yang bernama
Kurdi tersebut gagal untuk kedua kalinya,”Gimana hasilnya Mas…?”,tanya Khairul,”Enggak
aku ga’ diterima ,aku gagal…Semoga Mas berhasil dah,semoga sukses…!”,ujar Kurdi
dengan lesu.Rasa takut Khairul pun menjadi-menjadi,”Orang yang sudah dua kali
ikut aja gagal,apalagi aku yang baru sekali ikut”,gumamnya dalam hati,dan dia
juga senang karena kesempatannya semakin lebar.
Kemudian terdengar lagi suara pegawai
kantor itu,”Anto Widiantoro nomer undi dua puluh satu silahkan memasuki ruang
personalia…!”,ujarnya dengan keras.”Sial,ternyata dia lebih dulu masuk,padahal
nomer undiku adalah lima,mungkin
sudah disebutnya karena aku terlambat”,gerutunya dalam hati. Dengan
tergesa-gesa Anto memasuki ruang personalia. Beberapa menit kemudian Anto
keluar dengan wajah bersinar-sinar, sambil meloncat-loncat kegirangan, “yes…aku
diterima bekerja”, teriaknya kesenangan. Khairul merasa kesal dengan keberhasilan
Anto, “masak Aku kalah sama kusir cidomo itu, Aku pasti diterima juga”,
gumamnya dengan sombong. “Alhamdulillah Rul, aku tidak perlu lagi jadi kusir
cidomo, ini memang berkah dari Allah buat Aku Rul”, tutur Anto. Khairul semakin
meradang dengan tutur Anto, “Ah…itu cuman keberuntunganmu saja”, jawab Khairul,
“terselahlah…yang penting Aku sudah diterima bekerja, ya udah kalo’ begitu Aku
mau pergi mengurus administrasinya, semoga sukses Rul…!”,ujar Anto. Khairul
kesal, Dia tidak menyangka Anto si kusir cidomo dapat menjadi pegawai.
Pesaingnya tinggal sembilan orang yang belum diwawancarai, tapi setelah
diwawancarai tidak ada yang diterima satupun. “Yes…berarti tinggal aku saja
yang belum di interviu, sedangkan hanya ada satu orang saja yang sudah
diterima, berarti masih ada satu lagi yang belum terisi”, pikirnya Khairul.
“Khairul Tahir silahkan memasuki ruang
personalia…!”,kata pegawai kantor tersebut.”Akhirnya, giliranku tiba
juga,mudah-mudahan aku diterima”,gumamnya dan memasuki ruang personalia. Ketika
pintunya ia buka, tampak seseorang yang tidak asing baginya, orang itu sedang
membereskan dokumen-dokumennya. Orang itupun membalikkan badannya, dan melihat
pria yang tadi bermasalah dengannya di jalan,”Anda ini kan
… orang yang tadi saya ga’ sengaja kesenggol sedan itu kan…?. Sedang apa Mas disini…?”, Tanya
wanita itu sambil menunjuk kearah Khairul. Khairul sungguh kaget,ternyata
wanita itu adalah orang yang ia bentak-bentak tadi pagi,kemudian dilihatnya ke
meja kerja wanita itu,”ISMI JAUHAR KURNIAWATI : KEPALA PERSONALIA”, bunyi
tulisan yang tercantum di papan nama di atas meja kerja wanita itu. Seluruh
badannya kaku, mengeluarkan keringat dingin, Ia sungguh malu atas perbuatannya
tadi pagi.”E mas, jawab pertanyaan saya. Sedang apa anda disini…?”, ujarnya
Ismi dengan tegas, tapi Khairul tidak bisa mengucapkan sepatah katapun, ia
terus merunduk karena malu,”S…s…saya ke sini cuman buat di interview oleh
kepala personalia di perusahaan ini”. Jawab Khairul dengan
terbata-bata.”Owh…begitu ya,silahkan duduk,perkenalkan saya Ismi Jauhar
Kurniawati Kepala Personalia di perusahaan ini,ujar wanita itu seolah-olah
tidak pernah terjadi apapun di antara mereka berdua. Khairul hanya bias diam
berdiri menundukkan kepalanya,”Ga’ usah Mbak, saya di sini saja “,kata Khairul.
Wanita itu tidak mempersalahkan apapun, Ia menyadari masalah yang tadi pagi
menimpanya disebabksn kelalaiannya, ia juga mengikhlaskan uangnya,menganggap
sebagai amal.”Silahkan Mas anda duduk saja,lupakan kejadian yang tadi pagi…!”.
Akan tetapi,rasa malunya Khairul tidak
terbendung, Ia merasa keterlaluan telah memarahi wanita itu, kemudian dengan
pelan Khairul meroboh saku bajunya, ternyata Ia mengeluarkan uang yang Ia minta dari wanita itu,”Maaf
Mbak,atas kejadian tadi pagi , sebenarnya saya tadi itu tidak kenapa-napa. Ini saya
kembalikan uangnya Mbak, saya ga’ berhak menerimanya, nanti akan saya ganti
kurangnya, karena udah saya pake’ sebagian buat bayar taksi…!”, ungkap Khairul
dengan penuh penyesalan. “Ga’ usah gitu Mas, saya ikhlas memberikan ke Mas,
jadi simpan saja…!”. Tapi Khairul meletakkan uang itu di atas meja kerjanya
wanita itu,”Saya pamit Mbak… permisi…!”, ujar Khairul dengan lesu sambil
membuka pintu, wanita itu terkejut,”Mas,Mas,Mas… tunggu dulu, anda belum saya
interview…!. Tapi, Khairul terus saja keluar dari ruang personalia dan pergi
meninggalkan wanita itu. Ia pulang dengan lesu, pekerjaanpun gagal ia dapatkan.